SPACE AVAILABLE!!!       Telp: "0822-3131-4900"

Kisah Abbas Paman Rasulullah Yang Masuk Islam

"Wahai Nabi, katakan kepada para tawanan dalam genggamanmu jika Allah mengetahui segala kebaikan dalam hatimu, Dia akan memberimu lebih dari apa yang telah Dia ambil, dan Dia akan mengampunimu, Yakinlah Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih."

Ayat ini disampaikan ketika Rosulullah telah megalahkan kaum kafir, yang membantai, merampas, dan membawa para tawanan, yang dia ikat tangan dan kakinya. Diantara para tawanan adalah pamannya, 'Abbas. Orang-orang yang dibelenggu bersimbah air mata dan meratap sepanjang malam dalam kesedihan tanpa harapan. Mereka telah menyerahkan segala harapan hidup mereka, yang menginginkan tajamnya pedang dan pembantaian. Rosululloh ketika melihat ini Tertawa.

"Lihat" para tawanan berteriak. "Dia menunjukkan kelicikan seorang manusia. Pernyataan bahwa dia manusia luar biasa adalah tidak benar. Di sana dia berdiri memandang kita para tawanan dalam belenggu, dan menikmatinya. Sebagaimana semua orang yang dikendalikan oleh hawa nafsu mereka ketika memperoleh kemenangan atas mush-musuh mereka dan melihat lawan-lawan mereka menuruti kehendak mereka, mereka akan kegirangan dan bahagia."

Kisah Abbas bin Abdul Muthalib


"Tidaklah demikian," jawab Rosulullah, yang membaca hati mereka. "Tidak pernah aku tertawa melihat musuh-musuh yang kutaklukkan ataupun menyaksikan penderitaanmu. Tetapi memang aku senang, sesungguhnya aku tertawa, karena dengan penglihatan mata hatiku aku melihat diriku sendiri menarik dan menyeret orang-orang pada kerah dan rantai mereka, keluar dari asap hitam Neraka menuju Surga, sementara mereka meratap dan menangis, "Mengapa engkau mengangkat kami dari lubang kerusakan diri ini menuju taman yang aman itu?" Jadi, aku tertawa berderai.

"Tetapi karena kalian belum diberkati penglihatan ruhani untuk memahami apa yang aku katakan, dengarlah, Allah memerintahkanku untuk mengatakan ini kepadamu: Pertama kamu kumpulkan semua kekuatanmu dan kerahkan kuasamu, dengan sepenuhnya mempercayai kebajikan dan keberanianmu sendiri. Kamu katakan kepada dirimu sendiri, "Kita akan mengalahkan kaum muslim dan membinasakan mereka." Tetapi kamu tidak melihat bahwa Kekuatan Tunggal lebih kuat darimu. Kamu tidak tahu Kuasa Tunggal diatasmu. Sehingga segala yang kamu rencanakan berjalan sebaliknya. Daripada menghadapi Kekuatan itu, kamu melihat kekuatanku, karena lebih muda bagimu untuk melihat dirimu kalah olehku.

"Tetapi bahkan dalam keadaanmu sekarang ini, masih saja aku katakan kepadamu: Jika kamu menyaksikan kekuatanku, dan menerima dirimu tunduk kepada kehendakku dalam segala keadaan, aku masih mampu membawamu dari kedukaan ini. Dia, yang mampu menjadikan seekor banteng hitam dari seekor banteng putih. Palingkan dirimu dari caramu yang dulu, dan demikianlah akan aku kembalikan kepadamu semua harta benda yang telah diambil darimu, aku akan melepaskanmu dari segala kesalahan, dan menganugerahkan kepadamu kemakmuran di dunia ini dan dunia mendatang."

"Aku telah bertaubat" kata 'Abbas. "Aku telah berpaling dari cara-caraku yang terdahulu."

Rosululloh berkata, "Allah menuntut tindakan atas pernyataan yang kamu buat ini, karena mudahlah untuk mengumbar kata tentang cinta, meski yang penting sesungguhnya adalah bukti dari perkataan itu"

"Demi Allah, bukti apa yang engkau tuntut?" tanya 'Abbas

"Serahkan semua harta benda yang masih kamu simpan untuk tentara islam, agar tentara islam lebih kuat," kata Rosulullah. "Itu, tentu saja, jika kamu nyata-nyata telah menjadi seorang muslim dan menginginkan kebaikan islam dan keislaman"

"Ya Rasul Allah, apa yang tersisa dariku?" tanya 'Abbas. "Mereka telah mengambil semua milikku, yang tidak meninggalkan apa-apa kecuali selimut kumal yang sudah usang ini."

"Dengarlah" Kata Rosulullah, "Kamu belum menyerahkan cara-cara lamamu. Kamu belum melihat cahaya kebenaran. Haruskah aku katakan kepadamu seberapa banyak harta yang masih kamu simpan? Dimanakah kamu menyimpannya? Kepada siapakah kamu mempercayakannya? Dimana kamu simpan dan menguburnya?"

"Astaghfirullah" teriak 'Abbas.

"Tidakkah kamu percayakan begitu banyak harta kepada ibumu?" tanya Rosulullah. "Tidakkah kamu kubur emasmu di bawah dinding si fulan? Tidakkah kamu ceritakan pada ibumu secara rinci, jika aku kembali, kembalikan semua ini kepadaku. Tetapi jika aku tidak kembali dengan selamat, maka belanjakan seberapa untuk ini, dan berikan seberapa untuk si fulan, dan sisakan seberapa untuk dirimu sendiri?"

Ketika 'Abbas mendengar kalimaat ini dia mengangkat tangan penuh kepasrahan, "Ya Rosul Allah" katanya, "Sesungguhnya, aku selama ini menganggapmu membawa keberunatungan bagi para raja, seperti Hamman, Saydad, Namrud dan yang lainnya. tetapi engkau telah berbicara yang aku percayai suara Illahi, dari dunia atas sana, dari tahta Allah.

"Sekarang kamu telah berkata sesungguhnya," Kata Rosullulah. "Kali ini aku telah mendengar lepasnya gelembung-gelembung keraguan yang pernah terpatri didadamu. Aku telah memiliki sebatang telinga yang tesembunyi dibalik jiwaku yang terdalam, dan dengan telinga yang tersembunyi ini aku mampu mendengar lepasnya keraguan dalam diri setiap orang, sekarang benarlah bahwa kamu telah beriman."

Aku telah menceritakan kisah ini kepada amir dengan alasan ini: Awalnya kamu datang sebagai pemenang kerajaan islam. "Aku menebus diriku sendiri," katamu. "Aku korbankan hawa nafsuku, keinginan-keinginan dan penilaianku sehingga Islam akan tetap kuat dan aman." Tetapi karena kamu telah menanamkan kepercayaan dalam rencana-rencanamu sendiri, dengan mengabaikan pandangan Tuhan dan melupakan segala yang berasal dari Tuhan, semua niatmu berubah sebaliknya. telah melakukan tawar menawar dengan dengan bangsa tartar, kamu secara tak sengaja memberi mereka bantuan untuk menghancurkan bangsa Syiria dan Mesir, yang pada akhirnya mungkin akan menghancurkan wilayah Islam. Sehingga Tuhan telah menghancur-leburkan rencana yang kamu buat demi kelangsungan Islam.

Palingkan wajahmu kepada Tuhan, karena makhluk ciptaan berada pada kondisi yang berbahaya. Tetapi, bahkan dalam keadanmu sekarang, kawanku, janagn lepas harapan, tetapi pandanglah Tuhan dan pasrahkan dirimu kepada kehendak-Nya. Kmu pikir segala kekuatan semangatmu berasal dari dirimu sendiri, sebagaimana 'Abbas dan para tawanan, yang menjadikanmu terpuruk dalam kelemahan. Tetapi jangan putus harapan, karena Dia, yang mampu menciptakan kelemahan dari kekuatan, mampu menciptakan kekuatan yang bahkan lebih besar selama penyesalan para tawanan, jadi demikianlah aku temukan kesenangan dalam rasa malumu sekarang ini, karena dari kelemahan dan penderitaan ini dapat memunculkan sesuatu yang lebi besar daripada yang telah hilang. Maka, jangan lepas harapan, karena:

"Tiada kesenangan tuhan yang mampu ditolak siapapun, kecuali para kafir."

Tujuanku untuk berbicara ini keapada amir adalah agar dia dapat melihat permasalahan dengan benar, dan menerima kehendak allah dengan pasrah. Dia telah tersungkur dari tempat yang sangat tinggi kedalam keadaan yang rendah, tetapi dengan cara ini dia akan tumbuh. Hidup dapat menunjukkan hal-hal yang paling menakjubkan, tetapi di balik semuanya terletakjebakan yang akan membuat kita melupakan sumber kekaguman ini. Allah telah menggagalkan rencana ini agar kita belajar untuk tidak menyatakan, karena kesombongan dan kecongkakan, gagasan-gagasan dan rencana-rencana ini sebagai milikmu.

Jika sesuatu dalam kebenaran seperti tampaknya, Rosulullah, yang diberkahi dengan penglihatan ruhani yang begitu menembus, begitu berkilauan, tidak akan pernah menangis:

"Ya Allah, tunjukkan kepadaku hal-hal sebagaimana adanya, Engkau menunjukkan kepadaku sesuatu yang begitu cantik, meski sesungguhnya ia buruk. Engkau menunjukkan kepadaku sesuatu yang buruk, meski sesungguhnya ia cantik. Tunjukkan kepaku apa adanya. Agar kami tidak jatuh dalam lembah ngarai."

Sekarang, penilaianmu, betapapun bagus dan cemerlangnya, tentu saja tidak lebih baik daripada penilaian Rosul. Jadi jangan percaya pada semua gagasan dan makna, kecuali kepada Allah dan kearifan-Nya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama