Membahas perihal kematian masih menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan bagi sebagian orang. Padahal salah satu peristiwa yang sudah pasti akan kita alami dalam kehidupan ini ialah kematian. Sekarat (sakaratul maut) merupakan keadaan saat-saat menjelang kematian (ketika ajal tiba) umumnya dialami setiap orang yang hendak meninggal dunia.
Ketika seseorang sedang menghadapi sakaratul maut, momen tersebut bisa dibilang sebagai ujian akhir bagi manusia. Mengapa demikian? Sebab, saat hembusan nafas terakhir itulah yang paling menentukan apakah orang tersebut meninggal dalam keadaan baik (khusnul qotimah) atau dengan keadaan yang buruk (su'ul qotimah).
Keadaan baik (khusnul qotimah) yang dimaksud disini ialah: Dimana seseorang ketika ia meninggal dunia, diakhir hidupnya tetap memegang teguh kalimat tauhid "Laailaha illallah". Jika demikian maka orang tersebut telah meninggal sebagai orang yang beriman kepada Allah. Kelak di akhirat surgalah tempatnya, sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi sebagai berikut:
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
"Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149)
Tentunya kita sebagai seorang muslim, berharap ketika ajal menghampiri kita nanti. Maka ucapan terakhir yang kita lafalkan ialah kalimat-kalimat thayibah (baik), terutama kalimat tauhid. Oleh sebab itu, ketika kita sedang menemui kerabat atau keluarga dalam kondisi sekaratul maut (sekarat). Sangat dianjurkan untuk membimbingnya agar kalimat terakhir yang ia ucapkan ketika malaikat maut mencabut nyawanya ialah kalimat tauhid.
Berikut ini adalah 3 hal yang perlu dilakukan, ketika kalian menemui seseorang dengan kondisi sudah sekarat (sakaratul maut):
1. Dihadapkan ke arah qiblat dengan cara direbahkan dengan posisi miring pada lambung sebelah kanan, jika posisi tersebut sulit di lakukan, maka dimiringkan ke kiri, apabila posisi miring juga sulit, maka direbahkan terlentang dengan menghadapkan wajah dan telapak kakinya ke arah qiblat, dan posisi kepala agak ditinggikan dengan diberi semisal bantal atau penyangga lainnya.
2. Menalqinnya ( menuntun ) dengan kalimat tauhid yakni laa ila haa illa allah , dengan cara yang halus dan tanpa ada paksaan. Sedangkan orang yang menalqin sebaiknya bukan salah satu dari ahli waris. Ketika ia sudah mengucapkan kalimat diatas, talqin jangan sampai diulangi, kecuali apabila ia mengucapkan kata-kata yang lain setelah mengucapkan kalimat tauhid tersebut. Hal ini bertujuan agar akhir kalimat yang ia ucapkan berupa kalimat tauhid.
3. Dibacakan surat yasin dengan suara yang keras atau surat al-ra’d, namun dengan suara yang lirih, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Posting Komentar