SPACE AVAILABLE!!!       Telp: "0822-3131-4900"

Filosofi Alat Musik Gamelan

Pernah nonton wayang kulit? Ya, gamelan merupakan salah satu alat musik yang umum digunakan pada pertunjukan atau pagelaran wayang kulit khusunya di pulau Jawa. Sedangkan wayang kulit sendiri merupakan salah satu jenis pertunjukan teater dengan media boneka (wayang) yang terbuat dari bahan utamanya yakni kulit kerbau atau sapi, bukan kulit manusia ya.. hehehe.. Kasihan donk nanti, udah habisin duit banyak buat perawatan kulit masak dipakai buat wayang (intermezo). Karena pertunjukannya menggunakan media boneka dari kulit maka disebutlah wayang kulit. Tapi pembahasan pokok penulis bukan pada pagelaran wayang kulitnya, melainkan lebih ke alat salah satu musik yang dipakai untuk mengiringi acara pagelaran tersebut yaitu Gamelan. Penulis juga sedang tidak membahas perihal hukum bermain musik yang sejak dulu memang terdapat perbedaan pendapat dikalangan Ulama-ulama Fiqih.

Disini penulis akan mengulas makna filosofi dari gamelan yang dulu dijadikan sebagai media dakwah (syiar) Islam oleh Sunan Kalijaga. Dikutip dari laman wikipedia "Dalam mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Batara Guru pada 167 Saka (atau 230 M), dewa yang memerintah sebagai raja seluruh Jawa dari sebuah istana di Wukir Mahendra Giri di Medang Kamulan (sekarang Gunung Lawu). Batara Guru menciptakan gong sebagai sinyal untuk memanggil para dewa". Kata gamelan berasal dari bahasa jawa gamêl yang berarti 'memukul' atau 'menabuh', dapat merujuk pada jenis palu yang digunakan untuk memukul instrumen, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Gamelan termasuk dalam musik ansambel tradisional Jawa, Sunda, dan Bali di Indonesia yang memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada slendro dan pelog. Terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan.


Filosofi alat musik gamelan



Menurut beberapa budayawan dan ahli sejarah, Instrumen gamelan juga pernah digunakan oleh salah satu  tokoh dari Wali Songo yang kisahnya sangat populer dikalangan masyarakat Tanah Jawa, yaitu Sunan Kalijaga sebagai media dakwah penyebaran agama islam di pulau Jawa. Menurutnya, metode dakwah semacam ini akan lebih mudah diterima oleh masyarakat sekitar yang dahulu mayoritas menganut kepercayaan Hindu dan Budha. Tentunya metode dakwah dengan merebut simpati dari masyarakat akan lebih meminimalisir konflik yang bisa saja terjadi akibat penolakan terhadap ajaran islam yang mereka anggap baru waktu  itu. Lantas apa sih, filosofi gamelan itu sendiri? tentu dalam hal memaknai sesuatu setiap orang dapat memiliki pendapat yang berbeda. Tak terkecuali makna filosofi gamelan, berikut penjelasan filosofi gamelan yang akan penulis jabarkan.

Jika diurai dari satu-persatu huruf yang menyusun kata GAMELAN, maka akan didapati filosofi gamelan sebagai berikut:

G   = Gusti,
A   = Allah,
M  = Maringi/memberi,
E   = Emut/ingat,
L   = Lakonono/jalankan,
A   = Ajaran,
N   = Nabi (yaitu Nabi Muhammad SAW).

Dimana jika kita rangkai kata-kata diatas akan menjadi kalimat "Gusti Allah Maringi Emut Lakonono Ajaran Nabi (Muhammad SAW)" dan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Gusti Allah (Tuhan) Memberi Ingat (Mengingatkan Untuk) Menjalankan Ajaran Nabi Muhammad SAW."

Selain makna filosofi gamelan yang sudah penulis sebutkan diatas, penulis juga akan menguraikan makna filosofi dari beberapa alat musik yang ada pada gamelan. Gamelan terdiri dari beberapa alat penghasil bunyi yang diharmonisasi menjadi suatu alunan nada dengan mocopatnya (syair), seperti Pucung, Megatruh, Pangkur, Dangdanggula, dan sejenisnya, digunakan oleh wali songo sebagai media dakwa penyebaran agama islam di tanah jawa. Beberapa alat musik Gamelan, mempunyai makna filosofi, antara lain :

1. KENDHANG
Berasal dari kata kendhali dan padang. Artinya adalah keinginan harus dikendalikan dengan pikiran dan hati yang bersih, dengan tujuan bahwa keinginan ini akan membawa kebaikan bagi orang banyak.

2. GONG
Yang berarti agung atau besar. Mengandung makna bahwa Allah SWT, itu Maha Besar. Segala sesuatu bisa terjadi bila ada ijin dari Allah SWT.

3. BONANG
Dari kata babon dan menang. Yang mengandung arti bahwa kemenangan sejati adalah melawan hawa nafsu pada diri kita.

4. PANEMBUNG
Yang berarti meminta. Bahwa bila kita menginginkan atau meminta sesuatu hanya kepadaAllah. Jangan pernah menyekutukan (syirik) kepadaAllah SWT.

5. PANERUS
Artinya adalah anak keturunan. Ini mengandung makna bahwa ajaran dan dakwah Islam wajib diteruskan oleh keturunan kita.

6. SULING
Berasal dari kata nafsu & eling. Artinya adalah kita harus selalu ingat (Eling) kepada Allah SWT, untuk mengendalikan nafsu kita.

7. KEMPUL
Diartikan kumpul, kata ini merupakan kata ajakan untuk berjama’ah dalam beribadah (sholat).

8. SARON
Artinya adalah seru atau keras. Segala usaha dalam bekerja atau berdakwah dalam islam harus dilakukan dengan kerja keras dan pantang putus asa.

9. GAMBANG
Artinya adalah gamblang atau jelas. Bermakna bahwa ucapan atau dakwah yang diberikan harus jelas, sehingga maksud dan pesannya tersampaikan dengan sangat jelas, gamblang dan bisa dimengerti. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi akan kesalahpahaman dalam penerimaannya

10. KETHUK
Artinya manthuk atau setuju. Bermakna agar manusia haruslah setuju dengan semua perintah dan larangan Gusti Allah SWT.

11. GENDER
Berasal dari kata gendera atau bendera, yg bermakna simbol permulaan.

12. REBAB
Maknanya adalah tujuan atau keinginan dari suatu tindakan dengan pekerti yg luhur.

13. SITER
Artinya adalah pemangku Yatmaka. Bermakna untuk menjadi jiwa yang sempurna sebelum menghadap kepada Sang Maha Pecipta (Allah SWT).

Baiklah sobat Lentera, demikianlah tadi penjelasan mengenai makna filosofi Gamelan dan juga alat-alat musik yang terdapat dalam gamelan itu sendiri. Makna filosofi yang telah penulis sampaikan tadi tidak wajib anda yakini. Hanya sebagai penambahan wawasan kita saja akan budaya dan tradisi yang ada disekitar kita. Semoga sobat dapat mengambil Hikmah dari apa yang terkandung dalam tulisan ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama