SPACE AVAILABLE!!!       Telp: "0822-3131-4900"

Pentingnya Memahami Apa Itu Darah Haid Dengan Benar

Seorang wanita tak akan lepas dari haid, nifas dan kadang-kadang istihadhah. Namun tak sedikit kaum Hawa yang tidak mengerti ihwal semua itu. Sedikit sekali diantara mereka yang memahami dengan benar macam-macam darah yang keluar dari kemaluan wanita, sifat darah haid, tanda-tanda suci dari haid dan hal-hal yang diharamkan bagi wanita ketika haid/nifas.


Apa itu istihadah? Bagaimana hukumnya? Bagaimana cara mengetahui dan membedakannya dengan darah haid/nifas? Apa yang harus dilakukan bagi wanita yang terkena istihadah? Bagaimana shalat atau puasanya? Bagaimana cara menghitung waktu sucinya? Bagaimana cara mengganti puasanya bila istihadahnya terus menerus?


Pengertian Haid

Haid atau yang biasa disebut dengan menstruasi, adalah darah yang keluar melalui alat kelamin perempuan ketika mencapai usia minimal 9 tahun hijriyah kurang 16 hari kurang sedikit (usia 8 tahun 11 bulan 14 hari lebih sedikit) dan keluar tidak disebabkan sakit atau melahirkan¹. Dengan demikian darah yang keluar sebelum usia tersebut atau disebabkan penyakit atau melahirkan tidak dinamakan darah haid².

Sedangkan wanita yang mengeluarkan darah sebagian masuk dalam usia haid dan sebagian yang lainnya tidak masuk maka hukumnya adalah:
  • Darah yang keluar sebelum mencapai usia haid dihukumi darah istihadah.
  • Darah yang keluar saat sudah mencapai usia haid berhukum darah haid dengan syarat tidak lebih dari 15 hari dan tidak kurang dari 24 jam.
Contoh:
Seorang wanita usia 9 tahun kurang 20 hari mengeluarkan darah selama 10 hari. Maka 4 hari pertama lebih sedikit dihukumi darah istihadah karena keluar sebelum mencapai usia haid. Dan 6 hari kurang sedikit berikutnya dihukumi darah haid.

Pentingnya memahami apa itu darah haid dengan benar

Hukum Mempelajari Haid

Ketentuan mempelajari Haid adalah sebagai berikut:
  • Fardhu Ain
    Hukum ini adalah bagi semua wanita yang sudah balig. Artinya, wajib bagi semua wanita yang balig untuk mempelajari dan mengerti seluruh permasalahan dalam bab haid, nifas dan istihadah. Sehingga mereka wajib keluar rumah untuk mempelajari hal tersebut. dan bagi suami yang tidak bisa mengajarinya sendiri tidak boleh melarang istirinya keluar rumah untuk mempelajari hukum-hukum haid dan yang terkait³.
  • Fardhu Kifayah
    Hukum ini berlaku untuk kaum laki-laki. Artinya apabila sebagian dari mereka sudah ada yang memahami ilmu haid maka kewajiban yang lain sudah gugur. Sebab mempelajari ilmu-ilmu yang tidak bersentuhan langsung dengan ibadah amaliyyah yang harus dilakukan maka hukumnya adalah fardhu kifayah.

Batasan Darah Haid

Rincian batasan masa haid adalah sebagai berikut:
  • Paling sedikit masa haid
  • Paling banyak masa haid
  • Paling sedikit masa suci antara dua haid
1. Paling sedikit masa haid.
Paling Sedikit masa haid adalah 24 jam, baik terus menerus atau terputus-putus dalam masa 15 hari. Yang dimaksud terus menerus adalah seandainya kapas atau sesamanya dimasukkan ke dalam kemaluan masih menampakkan bercak atau basahnya darah haid meskipun hanya berwarna keruh dan tidak sampai mengalir ke bagian luar vagina.

Dan jika tidak menampakkan bercak sedikitpun maka berarti sudah putus dari darah. Apabila jumlah keluarnya darah diragukan apakah mencapai 24 jam atau tidak, maka hukumnya terjadi perselisihan di antara ulama':
  • Menurut Ibnu Hajar tidak dihukumi haid akan tetapi dihukumi istihadah.
  • Menurut Imam Ramli dihukumi haid.
2. Paling banyak masa haid.
Paling banyak masa haid adalah 15 hari 15 malam tanpa disyaratkan darah keluar secara terus menerus namun ketika dijumlah mencapai 24 jam. Dan apabila ketika dijumlah tidak mencapai 24 jam maka tidak dihukumi haid. Selama darah keluar dalam batasan 15 hari 15 malam maka warna dan sifat-sifat darah tidak menjadi pertimbangan dan tidak mempengaruhi, sehingga semua darah yang keluar dihukumi haid.

Termasuk berhukum haid adalah bersih disela-sela darah haid tersebut, demikian menurut pendapat kuat. Pendapat ini diberi nama dengan qaul sahbi. Sedangkan pendapat sebaliknya mengatakan bahwa bersih disela-sela darah haid tidak berhukum haid, pendapat ini diberi nama dengan qaul laqthi. Jadi menurut pendapat yang terakhir ini puasa dan shalat yang dilakukan pada waktu bersih disela-sela keluarnya darah dihukumi sah.

3. Paling sedikit masa suci antara dua haid.
Paling sedikitnya masa suci yang memisah antara satu darah haid dengan darah haid lain adalah 15 hari 15 malam secara terus menerus. Sedangkan untuk maksimalnya tidak ada batasan tertentu. Apabila masa suci yang memisah kurang dari 15 hari 15 malam maka hukumnya diperinci sebagai berikut:

A. Apabila masa keluarnya darah pertama, serta masa bersih yang memisah dan masa keluarnya darah kedua masih dalam rangkaian masa 15 hari terhitung dalam dari permulaan keluarnya darah pertama, maka semuanya dihukumi haid plus masa bersih yang menengah-nengahi.

Contoh 1:
  • Keluar darah 7 hari
  • Berhenti 4 hari
  • Keluar darah lagi 4 hari
Contoh 2:
  • Keluar darah 5 hari
  • Berhenti 4 hari
  • Keluar darah lagi 4 hari
Dari dua contoh ini, keseluruhan hari termasuk hari yang tidak keluar darah dihukumi haid, sebab semuanya masih dalam masa 15 hari.

B. Apabila masa keluarnya darah pertama ditambah masa bersih sudah mencapai 15 hari atau lebih, Sedangkan masa darah kedua ditambah masa bersih sebelumnya genap 15 atau kurang, maka hukumnya adalah:
  1. Darah pertama dihukumi haid
  2. Bersih yang menengahi dihukumi suci
  3. Darah kedua dihukumi darah istihadah/fasad.
Contoh 1:
  • Keluar darah 10 hari
  • Bersih 8 hari
  • Keluar darah lagi 7 hari
Maka 10 hari pertama dihukumi haid, 8 hari dihukumi suci, dan 7 hari terakhir dihukumi darah fasad/istihadhah.

Contoh 2:
  • Keluar darah 8 hari
  • Bersih 9 Hari
  • Keluar darah lagi 4 hari
Maka 8 hari pertama dihukumi haid, 9 hari dihukumi suci, dan 4 hari terakhir dihukumi darah fasad/istihadhah.

C. Apabila masa keluarnya darah pertama ditambah masa bersih sudah mencapai 15 hari atau lebih, sedangkan masa darah kedua ditambah masa bersih sebelumnya lebih dari 15 hari maka hukumnya adalah:
  1. Darah pertama dihukumi haid
  2. Bersih yang menegahi dihukumi suci
  3. Darah kedua yang menyempurnakan masa suci genap 15 hari dihukumi darah istihadhah/fasad, sedangkan darah selebihnya dihukumi darah haid asalkan memenuhi syarat-syarat haid (tidak kurang dari 24 jam dan tidak melebihi 15 hari⁸).
Contoh:
  • Keluar darah 10 hari
  • Bersih 10 hari
  • Keluar darah lagi 10 hari
Keterangan: 10 hari pertama dihukumi haid, 10 hari yang tidak keluar darah dihukumi suci, 5 hari dari darah kedua dihukumi istihadah untuk menyempurnakan masa suci yang masih 10 hari. 5 hari berikutnya dihukumi haid lagi.

D. Jika keluarnya darah masih dalam rangkaian 15 hari terhitung sejak keluarnya darah pertama dan keluarnya darah kedua melebihi dari 15 hari terhitung sejak keluarnya darah pertama maka perempuan tersebut tergolong wanita yang mengalami istihadah dan hukumnya akan dijelaskan lebih detail pada bagian tentang darah istihadah. Apa itu darah istihadah? Lanjutkan membaca!

Contoh:
  • Keluar darah 7 hari
  • Bersih 6 hari
  • Keluar lagi 7 hari


1. I'anatuth Thalibin Juz 1 halaman 72. Untuk mengetahui usia seorang perempuan sedetail ini tidak ada jalan lain kecuali dari hari, tanggal dan tahun kelahirannya. Karena itu orang tua harus mencatat kelahiran anaknya dengan detail.
2.  Fathul Wahhab Juz 1 halaman 26.
3. Hamisy Bujairimi alal-Khathib Juz 1 halaman 367. I'anatuth Thalibin Juz 4 halaman 80.
4. I'anatuth Thalibin Juz 4 halaman 181.
5. Perbedaan pendapat antara dua qaul ini hanya berkisar dalam masalah shalat, puasa, bersenggama dll. Adapun terkait dengan masalah iddah dan talak maka kedua pendapat ini bersepakat menganggap bersih disela-sela darah sebagai bagian dari haid. Lihat: Fathul 'Allam Juz 1 halaman 397.
6. Demikian menurut qaul sahbi, dan pendapat ini yang kuat/mu'tamad. Sedangkan menurut qaul laqthi bersih yang menengah-nengahi tidak dihukumi haid.
7. Bughyatul Mustarsyidin halaman 31, Tuhfatul Muhtaj Juz 1 halaman 655-657.
8. Jika sisa darah kedua melebihi dari 15 hari maka perempuan tersebut tergolong mustahadah yang akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan tentang istihadhah.
Sumber dan Refrensi: Panduan Praktis Memahami Haid, Nifas, Istihadah dan Wiladah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama