SPACE AVAILABLE!!!       Telp: "0822-3131-4900"

Hati-hati! Begini Cara Akad Jual Beli Online Sesuai Syariat

Kebiasaan yang sebenarnya keliru. Hati2-hati buat para pembeli jangan melakukan seperti ini, karena membuat akad jual beli online anda gak sah. Hayo sing biasa ngeneki sopo? Ojo dibaleni loh yoo..


Misal Pesan barang cod pengiriman sesuai rute, barang sudah sampe, pas dikirim pemesan tidak ada ditempat, hp mati gak bisa dihubungi. Penjual konfirmasi lewat facebook aktif (misal), si pemesan nyuruh kurir nitipin ke tetangga dekat rumah, kurir diminta ngomong ke tetangganya buat bayarin pesanan pemesan tadi alias nalangi.


Yang menjadi masalah disini si pemesan barang TIDAK KONFIRMASI AWAL ke tetangganya kalo dia pesen barang dan diminta nalangi dulu. Meskipun secara kebiasaan, biasa nitip di tetangga itu. Tapi hati-hati ya! Model transaksi seperti ini karena haram hukumnya, sebab akad tidak jelas sehingga tidak sah.


Ini sama aja dengan nodong namanya. Si kurir nodong tetangga buat bayarin barang milik si pemesan. Dimana si pemesan tidak ada konfirmasi apa-apa sebelumnya ke tetangga tadi. Kira-kira kalau sampean jadi tetangga bakal kaget gak kalo ditodong kurir suruh bayari pesanan orang? Macam-macam responnya, kadang ada yang ngomel dulu, kadang ada yang mastiin dulu ke pemesan bener tidaknya. Tetangga yang baik gak pikir panjang langsung dibayari. Tergantung masing-masing orang.


Kasus seperti ini biasa di masyarakat, namun sebenarnya Syarat dan rukun jual beli nya gak terpenuhi, sebab dalam jual beli harus clear (jelas)

✓Ada barang yg jelas

✓Ada penjual

✓Ada pembeli

✓Ada akad


Jika si pemesan SUDAH KONFIRMASI dulu ke tetangga minta nalangin, kurir tinggal anter, hal ini SAH.

Atau barang dititipin ke tetangga, si pemesan LANGSUNG TRANSER ke penjual hal ini juga BOLEH.


Yang gak boleh itu ketika TIDAK ADA KONFIRMASI antara si pemesan dengan tetangga, karena menjadikan jual beli jadi haram jika dilanjutkan.


Begitulah sistem muamalah yang sesuai fiqih Islam, bukan yang penting (sing penting) pesenan dibayari loh ya.


Akad jual beli online sesuai syariah

Mengutip NU Online, hukum akad (transaksi) jual beli melalui alat elektronik sah, apabila sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat mabi' (barang yang diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli lainnya dengan dasar pengambilan hukum.


1. Syarh al-Yaqut an-Nafis karya Muhammad bin Ahmad al-Syatiri:


وَالْعِبْرَةُ فِي الْعُقُودِ لِمَعَانِيهَا لَا لِصُوَرِ الْأَلْفَاظِ وَعَنِ الْبَيْعِ وَ الشِّرَاءِ بِوَاسِطَةِ التِّلِيفُونِ وَالتَّلَكْسِ وَالْبَرْقِيَاتِ كُلُّ هذِهِ الْوَسَائِلِ وَأَمْثَالِهَا مُعْتَمَدَةُ الْيَوْمِ وَعَلَيْهَا الْعَمَلُ

Yang diperhitungkan dalam akad-akad adalah subtansinya, bukan bentuk lafalnya. Dan jual beli via telpon, telegram dan semisalnya telah menjadi alternatif utama dan dipraktikkan.


2. Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj karya Syihabuddin Ar-Ramli:


(وَالْأَظْهَرُ أَنَّهُ لَا يَصِحُّ) فِي غَيْرِ نَحْوِ الْفُقَّاعِ كَمَا مَرَّ (بَيْعُ الْغَائِبِ) وَهُوَ مَا لَمْ يَرَهُ الْمُتَعَاقِدَانِ أَوْ أَحَدُهُمَا ثَمَنًا أَوْ مُثَمَّنًا وَلَوْ كَانَ حَاضِرًا فِي مَجْلِسِ الْبَيْعِ وَبَالِغًا فِي وَصْفِهِ أَوْ سَمْعِهِ بِطَرِيقِ التَّوَاتُرِ كَمَا يَأْتِي أَوْ رَآهُ فِي ضَوْءٍ إنْ سَتَرَ الضَّوْءُ لَوْنَهُ كَوَرَقٍ أَبْيَضَ فِيمَا يَظْهَرُ


(Dan menurut qaul al-Azhhar, sungguh tidak sah) selain dalam masalah fuqa’-sari anggur yang dijual dalam kemasan rapat/tidak terlihat- (jual beli barang ghaib), yakni barang yang tidak terlihat oleh dua orang yang bertransaksi, atau salah satunya. Baik barang tersebut berstatus sebagai alat pembayar maupun sebagai barang yang dibayari. Meskipun barang tersebut ada dalam majlis akad dan telah disebutkan kriterianya secara detail atau sudah terkenal secara luas -mutawatir-, seperti keterangan yang akan datang. Atau terlihat di bawah cahaya, jika cahaya tersebut menutupi warna aslinya, seperti kertas putih. Demikian menurut kajian yang kuat.


#mari_belajar_muamalah_bareng

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama