SPACE AVAILABLE!!!       Telp: "0822-3131-4900"

Tafsir Jalalain Qur'an Surah Adh Dhuhaa

Al-Qur'an merupakan landasan utama dalam penentuan hukum syari'at Islam. Selain itu, Al Qur'an juga sebagai pedoman hidup dalam beragama bagi seorang muslim. Di dalamnya banyak terkandung pengetahuan tentang fiqih, aqidah, akhlah, sejarah, sains dan ilmu-ilmu lainnya. Maka akan sangat penting bagi kita untuk bisa memahami  apa saja yang terkandung di dalam kitab suci Al-qur'an tersebut. Metode untuk memahami isi Al Qur'an inilah yang disebut dengan Tafsir Al Qur'an.


Tafsir jalalain quran surah adh dhuhaa


Bagi sobat Lentera yang ingin belajar ilmu tafsir Al Qur'an, sangat dianjurkan untuk mempelajarinya melalui seorang Guru yang memiliki sanad keilmuan yang jelas. Sebenarnya ada beberapa tafsir yang telah diakui dan disepakati oleh Ulama'-ulama' dunia, diantaranya: Tafsir Qurtubi, Tafsir Tabari, Tafsir Ibnu Kathir, Tafsir Jalalain dan masih banyak lagi yang lain.


Dikesempatan ini, penulis memilih tafsir Jalalain sebagai pilihan pembelajaran untuk pembaca semuanya. Kenapa dinamakan Jalalain? Kata Jalalain sendiri bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti 2 (dua) jalal. Diberi nama Jalalain karena kitab tafsir tersebut dikarang oleh dua Ulama' ahli tafsir yang nama depannya memiliki kesamaan yakni Jalaludin As Suyuthi dan Jalaludin Al Mahali.

  • Teks Ayat berbahasa Arab.
  • Terjemahan English Shahih International.
  • Tafsir kitab Jalalain karya imam Jalaludin as-Suyuthi dan Jalaludin al-Mahalli.

Surah Ad-Duha adalah surah ke-93 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Fajr. Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya "waktu matahari sepenggalahan naik".

TAFSIR SURAH ADH DHUHAA.

Adh-Dhuhaa 93:1

وَٱلضُّحَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Demi waktu Dhuha) yakni waktu matahari sepenggalah naik, yaitu di awal siang hari; atau makna yang dimaksud ialah siang hari seluruhnya.

English - Sahih International

By the morning brightness .

Adh-Dhuhaa 93:2

وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan demi malam apabila telah sunyi) telah tenang, atau telah menutupi dengan kegelapannya.

English - Sahih International

And [by] the night when it covers with darkness,

Adh-Dhuhaa 93:3

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Tiada meninggalkan kamu) tiada membiarkan kamu sendirian, hai Muhammad (Rabbmu, dan tiada pula Dia benci kepadamu) atau tidak senang kepadamu. Ayat ini diturunkan setelah selang beberapa waktu yaitu lima belas hari wahyu tidak turun-turun kepadanya, kemudian orang-orang kafir mengatakan, sesungguhnya Rabb Muhammad telah meninggalkannya dan membencinya.

English - Sahih International

Your Lord has not taken leave of you, [O Muhammad], nor has He detested [you].

Adh-Dhuhaa 93:4

وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu) maksudnya kehidupan di akhirat itu lebih baik bagimu, karena di dalamnya terdapat kemuliaan-kemuliaan bagimu (dari permulaan) dari kehidupan duniawi.

English - Sahih International

And the Hereafter is better for you than the first [life].

Adh-Dhuhaa 93:5

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan kelak Rabbmu pasti memberimu) di akhirat berupa kebaikan-kebaikan yang berlimpah ruah (lalu kamu menjadi puas) dengan pemberian itu. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Kalau begitu mana mungkin aku puas, sedangkan seseorang di antara umatku masih berada di neraka." Sampai di sini selesailah Jawab Qasam, yaitu dengan kedua kalimat yang dinisbatkan sesudah dua kalimat yang dinafikan.

English - Sahih International

And your Lord is going to give you, and you will be satisfied.

Adh-Dhuhaa 93:6

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Bukankah Dia mendapatimu) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan (sebagai seorang yatim) karena ayahmu telah mati meninggalkan kamu sebelum kamu dilahirkan, atau sesudahnya (lalu Dia melindungimu) yaitu dengan cara menyerahkan dirimu ke asuhan pamanmu Abu Thalib.

English - Sahih International

Did He not find you an orphan and give [you] refuge?

Adh-Dhuhaa 93:7

وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung) mengenai syariat yang harus kamu jalankan (lalu Dia memberi petunjuk) Dia menunjukimu kepadanya.

English - Sahih International

And He found you lost and guided [you],

Adh-Dhuhaa 93:8

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan) atau orang yang fakir (lalu Dia memberikan kecukupan) kepadamu dengan pemberian yang kamu merasa puas dengannya, yaitu dari ganimah dan dari lain-lainnya. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Tiadalah kaya itu karena banyaknya harta, tetapi kaya itu adalah kaya jiwa."

English - Sahih International

And He found you poor and made [you] self-sufficient.

Adh-Dhuhaa 93:9

فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang) dengan cara mengambil hartanya atau lain-lainnya yang menjadi milik anak yatim.

English - Sahih International

So as for the orphan, do not oppress [him].

Adh-Dhuhaa 93:10

وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya) membentaknya karena dia miskin.

English - Sahih International

And as for the petitioner, do not repel [him].

Adh-Dhuhaa 93:11

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ 

Indonesia - Tafsir Jalalain

(Dan terhadap nikmat Rabbmu) yang dilimpahkan kepadamu, yaitu berupa kenabian dan nikmat-nikmat lainnya (maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya) yakni mengungkapkannya dengan cara mensyukurinya. Di dalam beberapa Fi'il pada surah ini Dhamir yang kembali kepada Rasulullah saw. tidak disebutkan karena demi memelihara Fawashil atau bunyi huruf di akhir ayat. Seperti lafal Qalaa asalnya Qalaaka; lafal Fa-aawaa asalnya Fa-aawaaka; lafal Fahadaa asalnya Fahadaaka; dan lafal Fa-aghnaa asalnya Fa-aghnaaka

English - Sahih International

But as for the favor of your Lord, report [it].

KEUTAMAAN SURAH ADH DHUHAA & TATA CARA SHOLAT DHUHAA.

Keutamaan Surat Ad Dhuha diyakini sebagai surat untuk mempermudah urusan rezeki. Jika kita mengamalkan dengan sungguh-sungguh Allah akan mencukupkan rezeki umat-Nya.


Dalam ayatnya menjelaskan tentang kuasa Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, larangan berbuat buruk kepada siapa pun terutama anak yatim, dan selalu mensyukuri nikmat Allah SWT.


Surat Ad Dhuha ini juga sering dibaca saat ibadah sholat Dhuha yang dilakukan sejak terbit matahari hingga waktu dhuhur. Melakukan sholat dhuha ditambah dengan membaca surat Ad Dhuha diharapkan dapat menjadi jawaban untuk rezeki yang kita minta.


Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan mencukupimu di akhir harimu". (HR. Abu Darda)


Keutamaan Surat Ad Dhuha Sesuai dengan Kandungan Alquran.


Dilansir dari buku Kitab Suci Alquran Transliterasi Latin Terjemahan Indonesia terbitan Sunan Agung (2007:1297) mengatakan bahwa surat ini, diturunkan ketika wahyu kepada Nabi Muhammad SAW terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata, “Tuhan-Nya (Muhammad) telah meninggalkanya dan benci kepadanya.” Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.


Akhir perjuangan Nabi Muhammad SAW itu akan menjumpai kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagai musafir yang mengartikan akhirat dengan “kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti “kehidupan dunia.”


Di samping itu juga menjelaskan bahwa dunia tidak terlepas dari permasalahan, untuk itu Allah menciptakan manusia dalam keadaan kabad (penuh lelah, sukar, kecapekan). Kita dapat mengambil hikmah di balik semua kesukaran ada nikmat yang Allah berikan, sehingga kita harus terus bersyukur dan bersabar.


Ada pula dijelaskan arti meminta-minta pada ayat 10, maksudnya adalah mancakup meminta harta dan meminta ilmu. Seperti mereka ini tidak boleh dihardik. Oleh karena itu, seorang yang berilmu hendaklah berakhlak mulia di hadapan orang yang diajarkan, tetap murah senyum, memuliakan, dan menyayangi.


Allah sudah memberikan banyak nikmat kepada umat-Nya, sungguh sebagai hamba yang taat kita harus selalu mensyukuri nikmat yang diberikan.


Tata Cara Melaksanakan Shalat Dhuhaa.


Tata cara mengerjakan shalat dhuha 2 rakaat: Berniat mengerjakan shalat dhuha saat takbiratul ihram. Untuk dua rakaat shalat dapat dimulai dengan niat:

 

  أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى

 

“Aku niat shalat dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala,”.

 

Pada dua rakaat shalat yang pertama, setelah membaca al-Fatihah, sunnah membaca surat as-Syams dan membaca surat ad-Dhuhaha pada rakaat kedua.  Bagi yang ingin melakukan shalat Dhuha 4 rakaat, pada dua rakaat berikutnya, setelah membaca al-Fatihah, sunnah membaca surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas pada rakaat kedua. Untuk pelaksanaan shalat dhuha setelah empat rakaat, surat yang dibaca adalah surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas dalam setiap shalatnya. 

 

Adapun bacaan doa dalam shalat dhuha banyak ragmanya, yang masyhur adalah doa berikut ini:

 

اللَّهُمَّ إنَّ الضَّحَاءَ ضَحَاؤُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ، اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْه،ُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْه،ُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَك الصَّالِحِيْنَ

 

Artinya: “(Ya allah sesungguhnya waktu dhuha adalah dhuha-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan kebagusan adalah kebagusan-Mu, dan kemampuan adalah kemampuan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta perlindungan adalah perlindungan-Mu. ya allah apabila rizqiku berada di langit maka mohon turunkanlah, bila di bumi mohon keluarkanlah, bila sulit mudahkanlah, bila jauh dekatkanlah, dan bila haram bersihkanlah, dengan haq dhuha-Mu, keindahan-Mu, kebagusan-Mu, kemampuan-Mu, kekuatan-Mu dan perlindungan-Mu, berikanlah kepadaku apa saja yang engkau berikan kepada hamba-hambamu yang shalih),”

 

Semoga amaliah yang kita kerjakan mendapat ridha Allah subhanahu wa ta’ala dan menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Amin. Wallahu a’lamu bisshawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama